Jumat, 07 Februari 2014

keindahan Malioboro

Plesiran-di-Malioboro 

Sensasi berbelanja kaki lima khas Yogyakarta Siapapun yang pernah ke Yogyakarta, tahu akan Malioboro. Yogyakarta identik dengan Keindahan Arsitektur Candi Borobudur dan Prambanan, pesona eksotis senja di pantai Parangtritis, serta atmosfir belanja pedagang kaki lima Malioboro.
Apa yang menjadi dagangan khas di Malioboro? Berbagai cinderamata, pakaian khas Yogya (batik dan dagadu), serta karya lukis dan ukiran para seniman Yogyakarta bisa ditemukan di sana. Harganya? Memang kita perlu pandai menawar, untuk mendapatkan harga terbaik. Namun beberapa jenis pakaian, seperti dagadu, yaitu kaos dengan tulisan-tulisan lucu khas Yogya, bisa diperoleh dengan harga pas yang ekonomis.

Bagi yang suka souvenir kaos, jenis pakaian ini bisa menjadi pilihan pas. Murah meriah dan ekonomis, itulah yang ditawarkan para pedagang kakilima di sana. Ratusan pedagang dengan berbagai macam asesoris seni khas Yogya akan membuat kita terpesona di sepanjang jalan Malioboro. Sejak puluhan tahun silam, jalan Malioboro sudah dijadikan sebagai panggung wisata bagi para pengunjung Yogyakarta. Hadirnya Malioboro Mal di pusat jalan dengan barang dagangan modern dan sejumlah toko yang juga menawarkan dagangan batik dari berbagai pola dan merek, memperkaya pilihan dan menambah sensasi belanja di sana. Di sejumlah sisi, kita juga melihat para tukang becak dan delman, yang berlomba menawarkan kunjungan ke bakpia pathok dan toko batik tertentu. Tip akan mereka dapatkan dari pemilik toko apabila mereka bisa menghadirkan pengunjung ke sana.
Ingin menikmati warteg khas Yogya? Anda bisa masuk ke jalan Dagen, di seberang Malioboro Mal. Ada sejumlah jajanan khas yang ditawarkan dengan berbagai macam pilihan makanan rakyat. Enak murah meriah, itulah sensasi yang ditawarkan. Kemacetan yang sering terjadi di jalan Malioboro tidak dipandang sebagai sesuatu yang membuat resah. Tidak ada klakson dan upaya pengemudi untuk berjalan lebih cepat di sini. Semua yang datang, baik pengemudi mobil, pengunjung berjalan kaki, maupun pengunjung dengan kendaraan tradisional becak dan delman, merasa bahwa jalan Malioboro harus diperlakukan berbeda dan bukan sekedar jalan umum biasa. Tradisi dan kebudayaan masyarakat Yogya berbaur menjadi satu di Malioboro.

Di ujung jalan dekat alun-alun, masih sering dipertontonkan kesenian Gamelan dan wayang khas Yogya. Di sini para pengunjung akan berbaur dengan masyarakat lokal yang setia dengan panggung hiburan tradisional tersebut. Malioboro bukan cuma sekedar salah satu jalan utama di Yogyakarta. Jalan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial budaya masyarakat Yogyakarta. Ingin menikmati suasana khas Yogyakarta? Jawabannya sangat sederhana. Anda akan mendapatkannya di jalan Malioboro. Keramaian dan kehangatan Malioboro siap menyambut kedatangan anda. 

sumber dari : http://www.dusunmerapi.com/artikel-detil-31-Plesiran-di-Malioboro.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar