Sensasi
berbelanja kaki lima khas Yogyakarta Siapapun yang pernah ke
Yogyakarta, tahu akan Malioboro. Yogyakarta identik dengan Keindahan
Arsitektur Candi Borobudur dan Prambanan, pesona eksotis senja di pantai
Parangtritis, serta atmosfir belanja pedagang kaki lima Malioboro.
Apa
yang menjadi dagangan khas di Malioboro? Berbagai cinderamata, pakaian
khas Yogya (batik dan dagadu), serta karya lukis dan ukiran para seniman
Yogyakarta bisa ditemukan di sana. Harganya? Memang kita perlu pandai
menawar, untuk mendapatkan harga terbaik. Namun beberapa jenis pakaian,
seperti dagadu, yaitu kaos dengan tulisan-tulisan lucu khas Yogya, bisa
diperoleh dengan harga pas yang ekonomis.
Bagi yang suka souvenir
kaos, jenis pakaian ini bisa menjadi pilihan pas. Murah meriah dan
ekonomis, itulah yang ditawarkan para pedagang kakilima di sana. Ratusan
pedagang dengan berbagai macam asesoris seni khas Yogya akan membuat
kita terpesona di sepanjang jalan Malioboro. Sejak puluhan tahun silam,
jalan Malioboro sudah dijadikan sebagai panggung wisata bagi para
pengunjung Yogyakarta. Hadirnya Malioboro Mal di pusat jalan dengan
barang dagangan modern dan sejumlah toko yang juga menawarkan dagangan
batik dari berbagai pola dan merek, memperkaya pilihan dan menambah
sensasi belanja di sana. Di sejumlah sisi, kita juga melihat para
tukang becak dan delman, yang berlomba menawarkan kunjungan ke bakpia
pathok dan toko batik tertentu. Tip akan mereka dapatkan dari pemilik
toko apabila mereka bisa menghadirkan pengunjung ke sana.
Ingin
menikmati warteg khas Yogya? Anda bisa masuk ke jalan Dagen, di seberang
Malioboro Mal. Ada sejumlah jajanan khas yang ditawarkan dengan
berbagai macam pilihan makanan rakyat. Enak murah meriah, itulah sensasi
yang ditawarkan. Kemacetan yang sering terjadi di jalan Malioboro
tidak dipandang sebagai sesuatu yang membuat resah. Tidak ada klakson
dan upaya pengemudi untuk berjalan lebih cepat di sini. Semua yang
datang, baik pengemudi mobil, pengunjung berjalan kaki, maupun
pengunjung dengan kendaraan tradisional becak dan delman, merasa bahwa
jalan Malioboro harus diperlakukan berbeda dan bukan sekedar jalan umum
biasa. Tradisi dan kebudayaan masyarakat Yogya berbaur menjadi satu di
Malioboro.
Di ujung jalan dekat alun-alun, masih sering
dipertontonkan kesenian Gamelan dan wayang khas Yogya. Di sini para
pengunjung akan berbaur dengan masyarakat lokal yang setia dengan
panggung hiburan tradisional tersebut. Malioboro bukan cuma sekedar
salah satu jalan utama di Yogyakarta. Jalan ini sudah menjadi bagian
dari kehidupan sosial budaya masyarakat Yogyakarta. Ingin menikmati
suasana khas Yogyakarta? Jawabannya sangat sederhana. Anda akan
mendapatkannya di jalan Malioboro. Keramaian dan kehangatan Malioboro
siap menyambut kedatangan anda.
sumber dari : http://www.dusunmerapi.com/artikel-detil-31-Plesiran-di-Malioboro.html
sumber dari : http://www.dusunmerapi.com/artikel-detil-31-Plesiran-di-Malioboro.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar