Kejutan di Lapangan Basket
Pada hari minggu, 29 september
2013, aku bersama Shania, Butsania, Uki, Tyo, Dimas, Saugi, Fikri, dan Rizal
berencana akan bermain basket di Araya. Pada sabtu malam, kami saling mengasih
kabar jadi atau enggak rencana tersebut. Kemudian, kami ber – 9 sepakat hari
minggu pagi bermain basket dan berkumpul di rumah Shania jam 07.30 . Keesokan
harinya, aku bangun pagi pukul 06.00, lalu aku segera mandi dan siap – siap. Sekitar
pukul 07.00, tiba – tiba hpku berbunyi, ternyata SMS dari Butsania, ini isi SMS
dari Butsania : bel .. kayaknya aku enggak bisa ikut soalnya aku di rumah
sendirian, gak ada yang nganter .. aku pun jadi bingung sendiri.
Sekitar pukul 07.30, aku bersiap
- siap berangkat dari rumah nenekku, tak lupa aku pamit kepada tanteku karena
yang ada di rumah hanya tanteku. “ mbak Iva, aku berangkat, Assalamualaikum. “
sahutku, “ iya, Waalaikumsallam.” Jawabnya. Kemudian aku berangkat dengan di
antar ayahku menuju rumah Shania. Perjalanan dari rumah nenekku menuju rumah
Shania sekitar 15 – 20 menit. Sekitar pukul 07.45, aku pun sampai di rumah
Shania, disana sudah ada Tyo, Saugi dan Rizal. “ Assalamualaikum, Shania ?? “
panggilku, beberapa menit kemudian Shania keluar dari rumahnya “ iya, Waalaikumsallam
.. Ayo masuk bel .. “ jawab Shania. “ iya shan .. Shan ini kado dari aku sama
anak – anak, maaf telat .. hehehe. “ tawaku, “ lo apa ini bel ? “ Tanya Shania.
“ ini kado dari aku sama Uki dan Tyo” sambil aku tersenyum, “ makasih banyak ya
bel ..” ujar Shania, “ iya, sama – sama shan.” Jawabku. Setelah itu aku pun
masuk ke rumah Shania, lalu aku bersalaman dengan Tyo, Saugi dan Rizal. Sambil
menunggu Dimas, Uki, dan Fikri, Idok bersama Tyo dan Rizal melihat video JKT 48
di latopnya Saugi, sedangkan aku dan Shania omong – omongan, “ Shan, Butsania
katanya enggak ikut soalnya enggak ada yang nganter, gmn ini shan ?” tanyaku
sambil bingung, “ iya bel, dia juga bilang ke aku katanya enggak bisa.” Shania
pun juga bingung. “ shan, gimana kalau kita nanti jemput Butsania sekalian kita
berangkat ?” tanyaku, “ ya gapapa, kalau gitu” jawab Shania.
Tak lama kemudian,
Fikri pun datang sendirian. “ lho fik ? Uki sama Dimas mana ? bukannya kamu
berangkatnya bareng sama mereka ?” tanyaku, “mereka masih isi bensin sama
mompain ban, katanya seh mereka langsung ke Araya.” Jawab fikri. “ Lho ? gimana
seh ? kita udah nunggu lama – lama disini, malah Uki sama Dimas langsung ke
Araya .. Uki smsen fik, suruh ke rumahnya Shania” sahut Saugi dari dalam rumah
Shania. “oke mas dok.” Jawab Fikri. Aku pun keluar dari rumah Shania dan menghampiri
Fikri yang lagi ada di depan rumah Shania, “ Fik, katanya mau beli kue tart,
jadi ta ? langsung yang beli kue tartnya siapa ?” tanyaku, “ jadi ta .. ya
nanti yang beli aku, kamu, tyo sama mas idok ( saugi ).” Jawab Fikri. “ oke –
oke, berarti aku nanti di gonceng Tyo, kamu nggonceng Saugi ?” tanyaku ke Fikri
lagi, “ iyo bel.” Jawab fikri. Kemudian Fikri pun tanya ke aku, “ lho bel, la
nanti beli kue tartnya gimana ? kan berangkatnya bareng – bareng ? “ , lalu aku
pun menjawab “ ya kita kan berangkat bareng – bareng, tapi kita ber – 4 nanti
paling terakhir, langsung anak – anak nanti biar berangkat duluan ke Araya,
kita mampir ke toko kue buat beli kue tart.” . “ oala iyo wes, liat situasinya
nanti.” Sahut fikri, “oke – oke” jawabku. Kemudian, aku memanggil Saugi dan Tyo
untuk memberitahu rencana tersebut, “ rek, kita nanti kan berangkatnya bareng –
bareng, la aku di gonceng sama Tyo, Idok di gonceng sama Fikri, kita ber – 4
berangkatnya agak terakhiran soalnya kita mampir beli kue tart dulu, gimana ?”
tanyaku, “ ya gapapa kalau gitu.” Jawab mereka berdua. Kemudian setelah kami
berbincang mengenai rencana tersebut, tak lama kemudian Uki dan Dimas pun
datang, kami pun bersiap – siap untuk berangkat, lalu aku pun bertanya kepada
teman – temanku, “rek, gimana kalau kita berangkat ke Araya sekalian jempu
Butsania, soalnya dia enggak ada nganter ?” tanyaku, “ya gapapa kalau gitu.”
Jawab teman – temanku. Aku pun segera mengabari Butsania agar dia bersiap –
siap karena sebentar lagi aku bersama teman – temanku mau menjemput Butsania.
Lalu kami pun berangkat, Shania, Uki dan Dimas berangkat duluan ke Araya,
sedangkan Aku, Tyo, Rizal, Saugi, Fikri, menjemput Butsania. Lalu kami ber – 5
menuju rumah Butsania, setelah sampai di rumah Butsania, kami pun membahas
masalah rencana membeli kue tart lagi sambil menunggu Butsania siap - siap,
“rek, ini nanti gimana beli kue tart ?” tanyaku ke anak – anak, “gini aja,
mending yang beli kue tartnya kamu sama tyo, pakai uangmu dulu wes bel.” Jawab
fikri, “la langsung kita beli kue tartnya dimana ?” tanyaku lagi, “gimana kalau
belinya di gaya baru aja ?” Tanya Tyo, “ya udah kalau gitu.” Jawabku. Lalu aku
pun bersama Tyo berangkat duluan membeli kue tart, sedangkan Fikri, Saugi dan
Rizal menunggu Butsania. Setelah aku bersama Tyo membeli kue tart, kami pun
segera menuju ke Araya karena sudah di tunggu sama anak – anak.
Sekitar 20
menit kemudian, kami pun sampai di Araya. Ternyata ketika aku sampai di Araya
ada Radetha juga yang di ajak oleh Dimas. Lalu, aku pun meminta bantuan Saugi
dan Fikri untuk membawakan kue tart agar Shania enggak curiga, “dok, tolong
bawain kue tartnya”, sahutku “oke – oke” jawab Saugi. Lalu, aku bersama Tyo,
Saugi, dan Fikri masuk ke dalam lapangan dengan jalan pelan – pelan menutupi
kue tart tersebut, kemudian oleh Fikri kue tart tersebut di taruh di bawah
bangku dengan di tutupi jaketnya Fikri agar Shania tidak tau. Lalu, kami pun
pemanasan terlebih dahulu agar nantinya tidak ada yang cedera, setelah itu kami
di bagi menjadi 2 tim, tim 1 ada Uki, Dimas, dan Butsania, sedangkan tim 2 ada
aku, Tyo, dan Rizal, sedangkan Fikri, Saugi, Shania, dan Radetha duduk – duduk
di pinggir lapangan.
Lalu kami bermain basket dengan senang, saling mengejar
point. Tak lama kemudian Rizal pun minta di ganti Saugi, sedangkan Tyo di ganti
oleh Fikri, kami pun melanjutkan basketnya, dan akhirnya yang menang tim 1,
yaitu Uki, Dimas, dan Butsania. Kami semua beristirahat di pinggir lapangan,
lalu Butsania mengajak Shania untuk minuman, “Shan, ayo temenin aku beli
minuman ?” Tanya Butsania, “ iya but, kalian titip minum apa rek ?” Tanya
Shania. “aku titip big cola shan, Tyo titip teh botol sosro, Uki, Rizal, dan
Dimas titip aqua botol, sedangkan Saugi dan Fikri titip chingku.” Jawab anak –
anak. “Yo, aku pinjam sepeda motormu ya buat beli minuman ?” Tanya Butsania, “
iyo, ini kuncinya” jawab Tyo. Lalu Butsania dan Shania segera membeli minuman
di indomaret dekat lapangan tersebut. Sambil menunggu Butsania dan Shania
datang, Saugi sedang melihat video waktu dia sama anak – anak ke CFD di
laptopnya, Fikri bermain basket, sedangkan aku, Radetha, Tyo, Dimas, Uki, dan
Rizal hanya duduk – duduk saja di pinggir lapangan, Karena kecapekan habis
bermain basket tadi.
Tak lama kemudian, Shania dan Butsania pun datang, kami
pun membagi minum tersebut sesuai dengan pesanan mereka. Lalu ketika aku,
Shania, Butsania, dan Radetha duduk di bangku pinggir lapangan, Shania membuka
jaketnya Fikri, “lo ini apa rek ?” Shania pun bertanya – Tanya, Fikri
mengetahui hal tersebut segera berlari dan mengambil kue tart tersebut, “shan,
ini buat kamu.” Jawab Fikri. “HBD ya shan.” Sahut anak – anak, Shania pun
terkejut dengan kejutan tersebut, “makasih ya rek.” Ujar Shania, “iya, sama –
sama shan.” Jawab kami.
sumber : Nabella Maulia Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar