Rabu, 05 Maret 2014

contoh cerpen




Kejutan di Lapangan Basket 



Pada hari minggu, 29 september 2013, aku bersama Shania, Butsania, Uki, Tyo, Dimas, Saugi, Fikri, dan Rizal berencana akan bermain basket di Araya. Pada sabtu malam, kami saling mengasih kabar jadi atau enggak rencana tersebut. Kemudian, kami ber – 9 sepakat hari minggu pagi bermain basket dan berkumpul di rumah Shania jam 07.30 . Keesokan harinya, aku bangun pagi pukul 06.00, lalu aku segera mandi dan siap – siap. Sekitar pukul 07.00, tiba – tiba hpku berbunyi, ternyata SMS dari Butsania, ini isi SMS dari Butsania : bel .. kayaknya aku enggak bisa ikut soalnya aku di rumah sendirian, gak ada yang nganter .. aku pun jadi bingung sendiri.

Sekitar pukul 07.30, aku bersiap - siap berangkat dari rumah nenekku, tak lupa aku pamit kepada tanteku karena yang ada di rumah hanya tanteku. “ mbak Iva, aku berangkat, Assalamualaikum. “ sahutku, “ iya, Waalaikumsallam.” Jawabnya. Kemudian aku berangkat dengan di antar ayahku menuju rumah Shania. Perjalanan dari rumah nenekku menuju rumah Shania sekitar 15 – 20 menit. Sekitar pukul 07.45, aku pun sampai di rumah Shania, disana sudah ada Tyo, Saugi dan Rizal. “ Assalamualaikum, Shania ?? “ panggilku, beberapa menit kemudian Shania keluar dari rumahnya “ iya, Waalaikumsallam .. Ayo masuk bel .. “ jawab Shania. “ iya shan .. Shan ini kado dari aku sama anak – anak, maaf telat .. hehehe. “ tawaku, “ lo apa ini bel ? “ Tanya Shania. “ ini kado dari aku sama Uki dan Tyo” sambil aku tersenyum, “ makasih banyak ya bel ..” ujar Shania, “ iya, sama – sama shan.” Jawabku. Setelah itu aku pun masuk ke rumah Shania, lalu aku bersalaman dengan Tyo, Saugi dan Rizal. Sambil menunggu Dimas, Uki, dan Fikri, Idok bersama Tyo dan Rizal melihat video JKT 48 di latopnya Saugi, sedangkan aku dan Shania omong – omongan, “ Shan, Butsania katanya enggak ikut soalnya enggak ada yang nganter, gmn ini shan ?” tanyaku sambil bingung, “ iya bel, dia juga bilang ke aku katanya enggak bisa.” Shania pun juga bingung. “ shan, gimana kalau kita nanti jemput Butsania sekalian kita berangkat ?” tanyaku, “ ya gapapa, kalau gitu” jawab Shania. 

Tak lama kemudian, Fikri pun datang sendirian. “ lho fik ? Uki sama Dimas mana ? bukannya kamu berangkatnya bareng sama mereka ?” tanyaku, “mereka masih isi bensin sama mompain ban, katanya seh mereka langsung ke Araya.” Jawab fikri. “ Lho ? gimana seh ? kita udah nunggu lama – lama disini, malah Uki sama Dimas langsung ke Araya .. Uki smsen fik, suruh ke rumahnya Shania” sahut Saugi dari dalam rumah Shania. “oke mas dok.” Jawab Fikri. Aku pun keluar dari rumah Shania dan menghampiri Fikri yang lagi ada di depan rumah Shania, “ Fik, katanya mau beli kue tart, jadi ta ? langsung yang beli kue tartnya siapa ?” tanyaku, “ jadi ta .. ya nanti yang beli aku, kamu, tyo sama mas idok ( saugi ).” Jawab Fikri. “ oke – oke, berarti aku nanti di gonceng Tyo, kamu nggonceng Saugi ?” tanyaku ke Fikri lagi, “ iyo bel.” Jawab fikri. Kemudian Fikri pun tanya ke aku, “ lho bel, la nanti beli kue tartnya gimana ? kan berangkatnya bareng – bareng ? “ , lalu aku pun menjawab “ ya kita kan berangkat bareng – bareng, tapi kita ber – 4 nanti paling terakhir, langsung anak – anak nanti biar berangkat duluan ke Araya, kita mampir ke toko kue buat beli kue tart.” .  “ oala iyo wes, liat situasinya nanti.” Sahut fikri, “oke – oke” jawabku. Kemudian, aku memanggil Saugi dan Tyo untuk memberitahu rencana tersebut, “ rek, kita nanti kan berangkatnya bareng – bareng, la aku di gonceng sama Tyo, Idok di gonceng sama Fikri, kita ber – 4 berangkatnya agak terakhiran soalnya kita mampir beli kue tart dulu, gimana ?” tanyaku, “ ya gapapa kalau gitu.” Jawab mereka berdua. Kemudian setelah kami berbincang mengenai rencana tersebut, tak lama kemudian Uki dan Dimas pun datang, kami pun bersiap – siap untuk berangkat, lalu aku pun bertanya kepada teman – temanku, “rek, gimana kalau kita berangkat ke Araya sekalian jempu Butsania, soalnya dia enggak ada nganter ?” tanyaku, “ya gapapa kalau gitu.” Jawab teman – temanku. Aku pun segera mengabari Butsania agar dia bersiap – siap karena sebentar lagi aku bersama teman – temanku mau menjemput Butsania. 

Lalu kami pun berangkat, Shania, Uki dan Dimas berangkat duluan ke Araya, sedangkan Aku, Tyo, Rizal, Saugi, Fikri, menjemput Butsania. Lalu kami ber – 5 menuju rumah Butsania, setelah sampai di rumah Butsania, kami pun membahas masalah rencana membeli kue tart lagi sambil menunggu Butsania siap - siap, “rek, ini nanti gimana beli kue tart ?” tanyaku ke anak – anak, “gini aja, mending yang beli kue tartnya kamu sama tyo, pakai uangmu dulu wes bel.” Jawab fikri, “la langsung kita beli kue tartnya dimana ?” tanyaku lagi, “gimana kalau belinya di gaya baru aja ?” Tanya Tyo, “ya udah kalau gitu.” Jawabku. Lalu aku pun bersama Tyo berangkat duluan membeli kue tart, sedangkan Fikri, Saugi dan Rizal menunggu Butsania. Setelah aku bersama Tyo membeli kue tart, kami pun segera menuju ke Araya karena sudah di tunggu sama anak – anak. 

Sekitar 20 menit kemudian, kami pun sampai di Araya. Ternyata ketika aku sampai di Araya ada Radetha juga yang di ajak oleh Dimas. Lalu, aku pun meminta bantuan Saugi dan Fikri untuk membawakan kue tart agar Shania enggak curiga, “dok, tolong bawain kue tartnya”, sahutku “oke – oke” jawab Saugi. Lalu, aku bersama Tyo, Saugi, dan Fikri masuk ke dalam lapangan dengan jalan pelan – pelan menutupi kue tart tersebut, kemudian oleh Fikri kue tart tersebut di taruh di bawah bangku dengan di tutupi jaketnya Fikri agar Shania tidak tau. Lalu, kami pun pemanasan terlebih dahulu agar nantinya tidak ada yang cedera, setelah itu kami di bagi menjadi 2 tim, tim 1 ada Uki, Dimas, dan Butsania, sedangkan tim 2 ada aku, Tyo, dan Rizal, sedangkan Fikri, Saugi, Shania, dan Radetha duduk – duduk di pinggir lapangan.

Lalu kami bermain basket dengan senang, saling mengejar point. Tak lama kemudian Rizal pun minta di ganti Saugi, sedangkan Tyo di ganti oleh Fikri, kami pun melanjutkan basketnya, dan akhirnya yang menang tim 1, yaitu Uki, Dimas, dan Butsania. Kami semua beristirahat di pinggir lapangan, lalu Butsania mengajak Shania untuk minuman, “Shan, ayo temenin aku beli minuman ?” Tanya Butsania, “ iya but, kalian titip minum apa rek ?” Tanya Shania. “aku titip big cola shan, Tyo titip teh botol sosro, Uki, Rizal, dan Dimas titip aqua botol, sedangkan Saugi dan Fikri titip chingku.” Jawab anak – anak. “Yo, aku pinjam sepeda motormu ya buat beli minuman ?” Tanya Butsania, “ iyo, ini kuncinya” jawab Tyo. Lalu Butsania dan Shania segera membeli minuman di indomaret dekat lapangan tersebut. Sambil menunggu Butsania dan Shania datang, Saugi sedang melihat video waktu dia sama anak – anak ke CFD di laptopnya, Fikri bermain basket, sedangkan aku, Radetha, Tyo, Dimas, Uki, dan Rizal hanya duduk – duduk saja di pinggir lapangan, Karena kecapekan habis bermain basket tadi. 

Tak lama kemudian, Shania dan Butsania pun datang, kami pun membagi minum tersebut sesuai dengan pesanan mereka. Lalu ketika aku, Shania, Butsania, dan Radetha duduk di bangku pinggir lapangan, Shania membuka jaketnya Fikri, “lo ini apa rek ?” Shania pun bertanya – Tanya, Fikri mengetahui hal tersebut segera berlari dan mengambil kue tart tersebut, “shan, ini buat kamu.” Jawab Fikri. “HBD ya shan.” Sahut anak – anak, Shania pun terkejut dengan kejutan tersebut, “makasih ya rek.” Ujar Shania, “iya, sama – sama shan.” Jawab kami. 

sumber :  Nabella Maulia Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar